March 1, 2008

Pepper Lunch


Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Asian
Location:Plaza Senayan, Lt. 3 Unit 318 C, Jl. Asia Afrika, Jakarta Pusat. Phone: (021) 5725550

Merasa terundang masuk setelah beberapa kali melewati pintu masuknya dan menghirup aroma gurih yang memikat, saya memutuskan untuk bersantap malam di Pepper Lunch. Ini adalah kunjungan perdana. Sebelumnya, saya hanya pernah membaca sebuah review tentang Pepper Lunch. Konon, makanan di sini lumayan juga taste-nya. Saya memesan Chicken Pepper Rice (32K). Sementara Brutus memesan Combo Cut Steak & Chicken (65K) plus nasi putih (lupa berapa harganya), ditambah telur (3K).

Pesanan saya datang lebih awal. Hot plate bulat berisi tumpukan pepper rice, pipilan jagung manis dan irisan ayam bagian paha, dengan dikelilingi kertas setinggi kira-kira 6 cm. Nampaknya kertas ini diletakkan di situ agar tangan kita tidak terkena pinggiran hot plate-nya, selain juga untuk membaca instruksi bagaimana cara menikmati sajian Pepper Lunch. Sesuai instruksi tersebut, saya mulai mengaduk pepper rice. Dan, benar saja, saya menemukan special butter yang tersembunyi di antara gundukan pepper rice. Aroma gurih menggoda pun langsung menyeruak. Saya segera menambahkan irisan daun bawang, yang sebelumnya sengaja saya pesan terpisah.

Saya mencicipi sesendok pepper rice ini, dan ternyata rasanya enak. Paduan aroma black pepper dengan garlic yang khas, memang selalu menggoda. Saya lantas mencoba memercikkan lagi garlic soy sauce yang memang disediakan di meja sebagai condiment (selain ada juga sebotol honey brown sauce, black pepper dan garam). Yummm… Ternyata tambah enakkk! Irisan ayamnya sendiri, sebelumnya tasteless. Setelah saya bubuhi sedikit black pepper, honey brown sauce dan garlic soy sauce, hmmm… Tentu saja jadi jauh lebih enak! Mematangkan pesanan di atas hot plate, selalu menjadi sensasi tersendiri. Rasanya seperti waktu kecil dulu, waktu diajak orangtua makan di Hanamasa atau Paregu. Rasanya dulu bangga banget saat bisa memakan sesuatu yang matang hasil adukan sendiri. Hehehe… Kali ini, sensasi tersebut (yang jelas sudah berkurang karena saya kan udah gedeee, emang udah bisa masak sendiri juga gitu lho…) ditambah dengan pengetahuan takaran kematangan. Nggak ada lagi yang over-cooked.

Setelah nyaris habis, saya pun sadar bahwa baru kali ini saya makan sesuatu yang nggak pedas. Itu pun karena Brutus menanyakan ke saya. Hehehe… Rupanya, karena sudah terlalu enak, saya nggak perlu lagi menanyakan, meminta, apalagi menambahkan paprika powder ke makanan saya :)

Saya hanya mencicipi seiris daging dari menu yang dipesan Brutus. Empuk, juicy, dan enak. Sayang, saya nggak bisa bercerita banyak tentang menu yang satu itu, karena saya terlalu sibuk dengan apa yang saya makan. Yaaay!

Next time, pada kunjungan berikutnya, saya akan memesan pepper rice lagi. Dengan apa pun lauknya; chicken, salmon, atau beef. Karena mungkin pepper rice-nya lah yang merupakan salah satu kekuatan terbesar mereka untuk bisa mengundang saya kembali. Oya, Curry Chicken Pepper Rice-nya mungkin yaaa? Tempting juga…



ADE-licious-o-meter:
Taste: 8 of 10 (Ini jelas variatif, tergantung gimana kita menakar condiment-nya kan? Yang jelas, pepper rice-nya enak!)
Food Presentation: 7 of 10
Service: 8 of 10
Ambience: 7 of 10


Foto diambil dari http://www.pepperlunch.com.sg