May 19, 2008

Warung Tengil


Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Other
Location:Jl. Boulevard Raya FW-28, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Telp: (021) 4532239

Babi guling ala Bali adalah salah satu masakan favorit saya. Saya langsung jatuh cinta sejak pertama kali mencoba babi guling di warung Nadi Jaya, Kuta, Bali. Salah satu warung babi guling terbaik di Bali – versi saya, of course. Jadi, setiap pulang ke Jakarta, yang sering bikin saya kangen sama Bali ya, tentu aja, babi guling-nya. Karena susah banget mendapatkannya di sini. Ada sih, di Pura yang di Rawamangun, menurut seorang teman. Tapi, uhm… Ke Pura? Ribet kayaknya. Jadi, suatu malam, setelah kekenyangan menghabiskan seporsi bubur sapo di Bun Ong - Kelapa Gading, saya melihat di seberang ada sebuah kedai makan. Warung Tengil namanya. Dengan gambar kartun babi sebagai maskotnya. Babi guling Bali? Aw. Harus dicoba! Apalagi ketika melewatinya, tempat ini terlihat penuh sekali. Ramai = mungkin enak :)

Saya datang pada hari Minggu sore. Pengunjung terlihat ramai, tapi tidak seramai malam saat pertama kali saya mengetahui keberadaan Warung Tengil ini. Saya dan Brutus dipersilakan naik ke lantai 2, karena meja di lantai dasar sudah lumayan penuh. Interior busuk ini, saya duga, untuk memperjelas kesan tradisionalnya. Paduan seng bekas (terlihat dari sebagian yang berkarat), anyaman bambu bernuansa cokelat tua, kap lampu bambu, sayangnya harus bertabrakan dengan sangat anehnya dengan lampu kristal – walaupun cahayanya tetap remang. Ah, hell with the interior. Saya ke sini mau makan kok! Dan inilah yang saya pesan…

Nasi Babi Guling Pisah (26K)
Datang dalam porsi yang besar. Daging babi yang generous – sebelumnya memang sudah dijelaskan oleh mbak waitress, bahwa pada porsi pisah ini, lauknya akan lebih banyak jika dibanding dengan porsi campur. Beberapa potong jeroan babi yang digoreng, sayur urap, kerupuk kulit babi, dan 2 keping kulit babi guling, ikut menemani si daging babi guling yang berlumuran bumbu. Yummm! Membangkitkan selera, indeed. Tekstur daging babi terasa moist. Bumbunya? Well done. Bisa disejajarkan dengan si Nadi Jaya. Pelan-pelan nonjok. Tiba-tiba aja saya sudah mengucurkan keringat deras; kepedesan. Kick ass! Gorengan jeroan tidak segaring di Nadi Jaya, tapi nyatanya justru menjadi point lebih. Karena tidak menghilangkan rasa si jeroan itu, pada akhirnya. Sayur urapnya biasa, tidak spesial. Kulit babinya, jauh dari crispy. Nyaris liat, malah. Sayang. Padahal, lapisan lemak di bawahnya tipis sekali. Kalau saja diolah atau disimpan dengan lebih tepat, saya yakin, bisa jadi akan mengalahkan kulit babi guling lainnya di seantero Bali!

Nasi Babi Bambu Bakar (26K)
Bumbunya sebenarnya sudah amat sangat baik. Dan cara memasak daging apapun di dalam batang bambu, selalu menghasilkan aroma tebal menggiurkan yang datang dari bumbu-bumbu serta bambu itu sendiri. Sayangnya, daging babi dimasak hingga terlalu kering. Hilanglah tekstur moist babi yang khas itu. Sayur kangkung bunga pepaya yang dibubuhi suwiran ikan tongkol, juga tidak istimewa. Terlalu layu sehingga penampakannya pun tidak menarik. Setengah butir telur ayam dengan bumbu Bali cukup menghibur, walaupun disatukan dalam piring sajian yang isinya melulu masakan dari Manado ini. This menu? Not suggested.

Sate Babi (3K per-tusuk)
Ini juga, sate babi ala Manado. Not in Balinese style. Kami pesan 2 tusuk saja. Setiap tusuk berisi 3 potong besar babi dengan warna cerah, dan disiram oleh sambal rica-rica. Merah mengkilap, berminyak, dengan aroma pedas yang dahsyat. Dan ternyata, selain pedas, memang rasanya pun enak sekali. Irisan bawang merah dalam porsi besar tidak membuat sambal ini jadi melulu rasa bawang. Komposisinya tepat. Pedas. Galak. Dan mengundang untuk terus menyirami nasi dengan minyaknya. Slurp! Sate babinya sendiri sepi bumbu. Dan itu jadi point lebih juga, bagi saya. Rasanya jadi seperti makan grilled pork yang hanya dibumbui garam dan bawang putih. Perfect.

Soup
Sup ini adalah bagian dari pesanan Babi Guling dan Babi Bambu Bakar. Sup yang sangat sederhana. Kaldunya clear, tidak berat. Berisi sepotong iga babi dengan daging tipis melekat pada tulang. Sedikit potongan daun bawang dan sejumlah helai daun kemangi membuat kuah sup tidak terlihat terlalu polos. Cocok untuk membersihkan kerongkongan dari bumbu-bumbu yang melekat sebelumnya dari Babi Guling.

ADE-licious-o-meter:
Taste: 7.5 of 10
Food Presentation: 7 of 10
Service: 7 of 10
Hygienic Level: 6.5 of 10


I definitely will come back. Tapi, lupakan Babi Bambu Bakar. Sepertinya saya akan memesan 1 porsi Nasi Babi Guling Pisah saja, dengan 1 porsi nasi putih. Buat makan berdua sih cukup banget. Selain perbabian, bisa coba pesan Nasi Ayam Tengil. Yang ini, ala Bali. O ya, harga belum termasuk 10% PPN. One more thing; kalau merasa terganggu dengan keberadaan pengamen, boleh coba minta untuk duduk di atas. Ruangan AC, boleh merokok.

7 comments:

dedidude dedidude said...

De, udah pernah nyoba nasi pedes di bali di depannya mall deketnya apa itu yang jual kaos2 gak penting itu....uwnakkkkkkk....

Ade Putri Paramadita said...

Nasi Pedes-nya Bu Andika yesss? Hehehe. Favorit gue. Sangat disarankan sebagai pengganti Jiguja :D Mengurangi hangover sekaligus menyadarkan diri setelah kebanyakan mikol.

BTW, mikol ini konon istilah populer di Bali untuk minuman beralkohol. Bukan miras, tapi mikol. Ih, sama-sama kagak enak yesss nyebutinnya. Hahaha! Kamse'!

yoshi f said...

mikol lebih enak terdengarnya de.

mau mikol? kol mi! huhauahuahauh

Ade Putri Paramadita said...

Aaargh! *gedubrak!*
Parah lo Yosh...

bianca castafiore said...

hehhehe...i'm interested more on the logo...hihihii...bt looks gud ya...kamu ni...kuliner hunter sejati deh...pa kabar de...dah lama bgt ga ketemu, hiks...

Eric Wiryanata said...

deket rumah gue nih...
thx info nya De.
:)

Ade Putri Paramadita said...

Yea, I'm pretty sure about the logo. Secara yesss... Miss Piggy-lovah! Kabar baik, my dear. Lo ke mana aja siiiiy? Sibuk shooting terus yesss? Main dong ke bengkel. Minggu pagi jadwal kami mengubek Gloria Glodok. Lotsa good foods there! And I also just found bebek panggang terenak di Jakarta. Imperial Chef? Duck King? Ugh, sorry. Kalah jauh! Yuk yuk yuk... Kabar-kabarin yesss!